Minggu, 29 Mei 2011

SYOK HIPOVOLEMI

ESSENSIAL DIAGNOSIS
A. RIWAYAT PERDARAHAN AKUT ATAU EXCESSIVE DIURESIS
B. HIPOTENSI, TAKIKARDIA,TACHIPNEA,OLIGOURIA PERUBAHAN STATUS MENTAL
C. PENURUNAN HEMATOKRIT YANG CEPAT
D. SEBAGIAN BESAR UNTUK KASUS OBSTERI PENYABABNYA ADALAH PERDARAHAN
Bila karena perdarahan penyebab paling sering :
A. 22 minggu pertama kehamilan → curiga abortus, kehamilan ektopik, mola
B. Setelah 22 minggu/saat persalinan sebelum partus → curiga plasenta previa, solusio plasenta, ruptura uteri
C. Setelah melahirkan → ruptura uteri, atonia uteri, robekan jalan lahir, plasenta yang tertinggal
Diferensial diagnosis
A. Syok septik
B. Cardigenik syok

PENANGANAN SYOK HIPOVOLEMI
PRINSIP DASAR
Tujuan utama
A. Menstabilkan kondisi
B. Memperbaiki volume cairan sirkulasi darah
C. Efisiensi sistem sirkulasi darah
D. Setelah px stabil → tentukan penyebab

PENANGANAN AWAL
A. MINTALAH BANTUAN
B. Pemeriksaan secara cepat KU dan pastikan jalan nafas bebas
C. Pantau tanda vital (N, T, RR, Temp)
D. Baringkan dalam posisi miring → mencegah aspirasi & membuka jalan nafas
E. Jaga agar tetap hangat
F. Naikkan kaki untuk me↑ preload

PENANGANAN KHUSUS
A. Infus I.V dengan kanula terbesar (no.16). Darah diambil untuk px gol.darah, cross match, Hb, HCT, trom, Ur/Cr, pH, elektrolit, FH dan uji pembekuan.
B. Cairan infus (garam fisiologik/RL) 1 L/15-20 menit
C. Catatan: Hindari penggunaan pengganti plasma (dekstran)
D. Minimal 2 L cairan/1 jam pertama
E. Setelah defisit cairan dikoreksi, maintenance 1 L/6-8 jam
F. Catatan: Syok perdarahan → ganti 2-3 kali cairan yang hilang
G. Jangan berikan cairan per oral pada syok
H. Jika vena perifer tidak dapat dikanulasi → venous cut-down
I. Pantau tanda vital (setiap 15 menit) dan darah yang hilang. Hati-hati agar tidak overload → napas pendek dan pipi bengkak
J. Kateterisasi kandung kemih dan pantau cairan masuk dan jumlah urin
K. O2 6-8 L/menit dengan sungkup/nasal kanul
L. Nilai ulang KU 20-30 menit setelah pemberian cairan
M. Tanda px stabil:
TD ↑, sistolik > 100 mmHg
Denyut jantung stabil
Kondisi mental membaik
Prod.urin > 100ml/4 jam atau 30 ml/jam

TANDA DAN GEJALA SYOK OBSTETRIK

1. N cepat dan halus (> 100/menit)
2. T turun (diastolik < 60 mmHg) 3. R cepat (> 32/ menit)
4. Temp turun < 36.5C
5. Pucat terutama pd konjungtiva palpebra, telapak tangan, bibir)
6. Berkeringat, gelisah, apatis/bingung, pingsan/tidak sadar
7. Tekanan darah ↓↓ (sistolik < 90 mmHg)
Tanda dan gejala lain:
1. Pucat (kelopak mata dalam, telapak tangan, sekitar mulut)
2. Keringat/kulit terasa dingin dan lembab
3. Urin sedikit (< 30 ml/jam)

PENYEBAB SYOK

1. Perdarahan
- kegagalan kontraksi rahim
- sisa plasenta
- robekan dinding uterus / jalan lahir
2. Infeksi / sepsis
3. Trauma
4. Sepsis (syok septik)
5. Gagal jantung (syok kardiogenik)
6. Rasa nyeri (syok neurogenik)
7. Alergi (syok anafilaktik)

TINGKATAN SYOK DALAM OBSTETRI

TINGKATAN SYOK DALAM OBSTETRI
1. Early reversible shock ( syok dapat pulih dini)
a. Kadar katekolamin meningkat ditandai dengan vasokonstriksi pembuluh darah perifer
b. Tekanan darah masih normal atau mulai turun
c. Penanganan segera dapat mengatasi shock dg mudah
2. Late reversible shock ( syok dapat pulih lamabat)
a. Vasokonstriksi terus menerus
b. Bagian perifer tubuh dingin
c. Tekanan darah turun, nadi cepat
d. Terjadi penumpukan darah dalam vena2 di daerh tertentu
e. Jumlh darah yg mngalir dalam peredaran darah umum n yang ke jaringan berkurang
f. Untuk penanganan diperlukan upaya n jumlh cairan atau darah yg bnyak
3. Refraktor shock
a. Fungsi sel-sel jaringan pada lat vital terganggu
b. Mulai timbul koagulasi intravaskular merata pada jaringan yang mengalami gangguan
c. Penanganan lebih sulit dan pemberian cairan atau darah harus lebih bnyak
4. Irreversible shock
a. Sudah terjadi kematian sel sel jaringan alat alat vital dan bila kekuatan cadangan alat alat telah habis atau dilapui, maka ahirnya akan fatal.

PERDARAHAN PRIMER KALA IV

Perdarahan Pasca Persalinan
Yang dimaksud perdarahan pasca persalinan secara tradisional ialah perdarahan yang melebihi 500 cc pada kala III. Perdarahan pasca persalinan sekarang dapat dibagi menajdi :
1. Perdarahan pasca persalinan dini ialah perdarahan ≥ 500 cc pada 24 jam pertama setelah persalinan.
2. Perdarahan pasca persalinan lambat ialah perdarahan ≥ 500 cc setelah 24 jam persalinan.
Perdarahan pasca persalinan merupakan penyebab pentingnya kematian ibu ¼ dari kematian ibu yang disebabkan oleh perdarahan pasca persalinan (perdarahan pasca persalinan, placenta pravia, sulusio plasenta, kehamilan ektopik, abortus dan ruptur uteri).
Bila perdarahan pasca persalinan tidak menyebabkan kematian, kejadian ini mempengaruhi morbiditas nifas karena anemia akan menurunkan daya tahan tubuh sehingga sangat penting untuk mencegah perdarahan yang banyak.
Faktor predisposisi dan etiologi perdarahan pasca persalinan, yaitu :
1. Trauma fratetes benitalis à episiotomi yang luas, laserasi jalan lahir, dan ruptur uteri.
2. Perdarahan dari tempat implantasi plasenta.
a. Perdarahan atonis
• Anestesi umum
• Overdistensi uterus, seperti kehamilan kembar, hidranilon atau anak besar.
• Partus lama
• Partus presipitatus
• Paritas tinggi
• Infeksi korion
b. Retensi plasenta
• Kotiledon tertinggal
• Plasenta akreta, inkreta, dan perkerta.
c. Gangguan koa gulopati

Gejala-gejala
1. Perdarahan pervaginam
2. Konsistensi rahim lunak
3. Fundus uteri naik
4. Tanda-tanda syok

Pragnosis
Wanita dengan perdarahan pasca persalinan seharusnya tidak meninggal akibat perdarahannya, sekalipun untuk mengatasinya perlu dilakukan histerektomi.

Terapy
v Perdarahan dalam kala IV
Jika ada perdarahan dalam kala IV dan kontraksi rahim kurang baik, segera suntikkan 0,2 mg ergonovin atau metil ergovin intrakuskular, uterus ditekan untuk mengeluarkan gumpalan darah dan dilakukan masase. Seandainya perdarahan belum berhenti juga ditambah dengan suntikan metil ergovin lagi, tetapi sekarang intravena dan dipasang oksitosin drip 10 unit dalam 500 cc glukosa, selama tindakan ini masase diteruskan.
Jika masih ada perdarahan, dilaksanakan kompresi bimanual secara hamilton, yaitu satu tangan masuk ke dalam vagina dan tangan ini dijadikan tinju dengan rotasi merangsang dinding depan rahim, sedangkan tangan luar menekan dinding perut diatas fundus hingga dapat merangsang dinding belakang rahim.

Sabtu, 28 Mei 2011

Insersio Uteri

INSERSIO UTERI

Pada insersio uteri, uterus terputar baik sehingga fundus uteri terdapat dalam vagina dengan selaput lendirnya sebelah luar. Keadaan ini disebabkan insersio uteri komplek.
Jika hanya fundus menekuk ke dalam dan tidak keluar astium uteri, disebut insersio uteri inkomplet. Jika uterus yang berputar balik itu keluar dari vulva, disebut insersio prolaps.
Insersio uteri jarang terjadi, tetapi jika terjadi, dapat menimbulkan syok yang hebat.

Penyebab Insersio Uteri
Tiga faktor diperlukan untuk terjadinya insersio uteri :
1. Tonus otot rahim yang lemah
2. Tekanan atau tarikan pada fundus (tekanan intraabdominal, tekanan dengan tangan, dan tarikan pada tali pusat)
3. Kanalis servikalis yang longgar.
Oleh karena itu, insersio uteri dapat terjadi saat batuk, bersin atau mengejan, juga karena perasat crede.


Gejala-gejala
1. Syok
2. Fundus uteri sama sekali tidak teraba tekukan pada fundus
3. Kadang-kadang tampak sebuah tumor yang merah di luar vulva ialah fundus uteri yang terbaik atau teraba tumor dalam vagina.
4. Perdarahan.

Pragnosis
Makin lambat keadaan ini diketahui dan diobati makin buruk pragnosisnya. Tetapi jika pasien dapat mengatasi 48 jam dengan insersio uteri, pragnosis akan berangsur baik.

Terapi
1. Atasi syok dengan pemberian infus ringer taktat dan bila perlu transfusi darah
2. Reposisi manual dalam anestesi umur sesudah syok teratasi (secara Johnson). Jika plasenta belum lepas, baiknya plasenta jangan dilepaskan dulu sebelum uteri di reposisi berhasil, diberi drip oksitosin dan dapat juga dilakukan kompresi bimanual. Pemasangan tampon rahim dilakukan supaya tidak terjadi lagi insersio.
3. Jika reposisi manual tidak berhasil, dilakukan reposisi operatif.